Alamatbima.com,- Halo kembali bersamaku melankolis muda. Hmmm, cerita tentang perjalanan. Hobi yang sedang digandrungi oleh umat manusia. Yang saat ini hanya menjadi hobi dan keinginan semu nan fana karena pandemi masih saja enggan untuk beranjak. Oke, tanpa panjang lebar. Kali ini aku bakalan nyeritain pengalaman saat 22 Jam Terombang-ambing Di Lautan Dengan Kapal Laut Oasis. Itu semua aku alami saat perjalanan untuk keliling Lombok.
Pada akhir tahun 2019, yang saat itu keadaanku masih jauh terbilang dari baik. Setelah menjalankan operasi bedah besar pada tubuh dan diharuskan untuk bed rest selama 2 bulan bukan kondisi yang baik kan? Ya itulah yang ku alami. Melalui obrolan-obrolan chat bersama beberapa teman. Tercetus ide dan keinginan untuk keliling Lombok. Ya mungkin pada kala itu aku hanya tersenyum.
Hampir sudah 2 bulan berlalu. Kembali aku ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan berkala secara rutin. Hasilnya pun sudah sangat bagus. Aku mulai mengendarai motor sendiri. Melakukan kegiatan-kegiatan luar ruangan. Sampai olahraga sedang pun sudah terbiasa aku lakuin. Dan itu semua aku jalani akhirnya bulan Februari tiba.
Teringat ide dan keinginan untuk berkeliling Lombok, aku pun menanyakan kembali kepada temen-temen. "Jadi gak?" Dan ternyata semua bilang oke. Hingga diputuskan semua akan bertemu di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada tanggal 12 Februari. Terkesan mendadak, tapi kalau yang namanya jalan-jalan mah aku selalu semangat. Apalagi setelah penuturan dari dokter aku sudah baik-baik saja.
Prepare Barang Bawaan Sebelum Berangkat |
Bertemu dengan salah satu mahasiswa yang ingin kembali ke kampung halaman di kereta. Bercerita ini itu dan banyak sekali dengannya. Entah aku suka cepat akrab bila bertemu dengan orang baru. Aku bersyukur dengan itu karena dengan hal tersebut aku bisa mempunyai teman yang banyak sampai saat ini. Saking asyiknya sampai tak terasa kereta pun hampir tiba. Dan aku bersiap untuk turun.
Dari stasiun, aku telusuri jalanan Surabaya dengan jalan kaki sejenak. Mengenang kenangan saat masih itu dengan statusnya tak demikian. Menyempatkan makan pecel pinggir jalan. Sampai akhirnya salah bertemu dengan 2 orang temen yang nantinya bakalan seperjalanan menuju Lombok.
Dimanapun Harus Tetap Eksis |
Waktu semakin sore. Waktunya mencari tukang kopi. Menyambut inspirasi kan butuh banget yang namanya kopi. Dinikmati beberapa menit sampai akhir Maghrib nampaknya sudah hampir tiba. Saatnya menuju ke ruang tunggu. Eh, ternyata belum dibuka. Tak lama kemudian salah satu temen Blogger Surabaya hadir menemani aku dan yang lainnya. Yah, hanya obrolan santai saja sih hingga beliau pamit untuk pulang.
Eksis Barengan Juga Perlu |
Berjalan agak cepat mencari posisi masing-masing untuk menempatkan barang dan tidur. Alhamdulillah, dapet. Jadi tak khawatir bila ingin istirahat. Karena memang posisinya sudah capek dan ingin sekali merebahkan badan. Kapal pun beranjak dari dermaga. Terasa getaran-getaran dan suara nyari ditelinga. Dan aku memilih untuk tidur.
Pagi buta menjelang. Sunrise rasanya menyambut dengan hangat. Tak terasa sudah beberapa jam terombang-ambing diatas lautan. Ku sempatkan untuk berkeliling mengitari kapal. Menuju ke musholla, cuci muka di kamar mandi, sampai nongkrong di tempat ngopi dan smoking area (ini area favorit). Bersebelahan dengan smoking area juga ada area bermain anak untuk anak-anak.
Ditengah lautan, apa yang kamu bayangin? Aku awalnya takut. Bagaimana tidak? Bakalan lebih dari 20 jam terombang-ambing di lautan. Ngeri kan kalau ada apa-apa. Mana sinyal susah lagi. Tapi rasa takutku di awal menghilang dalam sekejap ketika merasakan nyamannya suasana dan kondisi di atas Kapal Oasis ini. Kamar mandinya bersih. Tempat tidur nyaman (terbukti dengan bisa tidur nyenyak semalem). Musholla bersih juga. Tempat ngopi dan smoking area-nya full musik pula. Kurang apa coba?
Menu Makan Siang Di Kapal Oasis |
Selepas makan, lanjut kembali buat ngopi. Bikin-bikin puisi ala-ala Wira Negara sang stand up comedian. Buat si doi padahal lagi jomblo. Iseng-iseng bikin video. Ehh gak taunya dapat kenalan baru dari Jakarta. Yang lagi traveling barengan rame-rame. Seru juga liat mereka. Jadi iri. Lebih muda jauh dari aku tapi udah sampe mana-mana.
Keindahan Sunset Memang Tak Perlu Diragukan |
Setelah malam menjelang. Sinyal pun sudah menjadi lebih stabil. Pertanda pelabuhan Lembar Lombok sudah dekat. Mulailah aku dan yang lain berkemas. Bersiap untuk turun. Dermaga pun sudah terlihat. Germelap cahaya lampu yang indah. Suasana yang asing banget. Yaps, first time I came to Lombok. Genap 22 jam terombang-ambing di lautan dengan Kapal Laut Oasis. Semakin tak sabar menyambut esok hari untuk berkeliling Lombok. Dan pastinya rasa syukur yang pertama ku lakukan ketika kakiku menginjak tanah pulau Lombok.
Menginjakkan Kaki Di Lombok Untuk Pertama Kalinya |
Terima kasih
22 Jam Terombang-ambing Di Lautan Dengan Kapal Laut Oasis: Cerita Perjalanan Keliling Lombok Part 1