Backpacker Keliling Banten Foto : Bima Widjanata |
Siapa yang suka jalan-jalan? Weh
pasti suka dong yang namanya jalan-jalan, apalagi ke alam bebas. Tapi ada juga yang suka jalan-jalan tapi
bukan ke alam bebas, malah ke tempat-tempat bersejarah ataupun mall. Nah baru-baru
ini aku yang sebenarnya anak rumahan hehehe mencoba untuk berkeliling keluar ibu
kota. Yah namanya juga masih pemula, jadi wajar bila ada kendala yang terjadi selama perjalanan. Dan saya akan coba berbagi cerita dan pengalaman selama perjalan .
Jalan-jalan kali ini bukan hanya sekedar jalan-jalan, tapi aku mencoba menjadi backpacker. Hampir lupa, sebenarnya tujuan destinasi kali ini adalah
salah satu pantai di Anyer, provinsi Banten. Aku dan kawan-kawan yang terdiri
dari si pelawak, si cuek, si fashionable, si agamis, dan si cerdas memilih alat
transportasi kereta api untuk menuju destinasi, dengan disambung naik beberapa
kali mikrolet.
Baca juga: http://www.alamatbima.com/2016/12/cerita-dibalik-jalan-jalan-ke-bandara.html
Baca juga: http://www.alamatbima.com/2016/12/cerita-dibalik-jalan-jalan-ke-bandara.html
Ketika awal perjalanan dari asrama, muncul
ide untuk memilih mode transportasi online untuk menuju stasiun. Dalam
pemikiran memang mungkin akan mempercepat dan akan mempermudah. Namun apa yang
terjadi pada kenyataannya, sama sekali jauh dari ekspentasi, driver mobil yang
kita tumpangi tidak tahu jalan dan akhirnya muter-muter tidak jelas. Kemudian
ujung-ujungnya kita ketinggalan kereta. Si pelawak hanya bergumam tanpa ada
suara yang jelas. Si cuek hanya mengeluarkan tatapan tajam kepada semua orang
yang ada di depannya. Si fashionable sesekali membenarkan rambut agar tampilan
tetap kece. Si agamis tampaknya berdoa dalam kepanikan dan si cerdas memikirkan
ide dan mode transportasi apa yang bisa digunakan tanpa ada yang namanya pulang
dulu. Aku hanya terdiam dan sesekali mengambil gambar dan video.
Alun-alun Rangkas Foto : Bima Widjanata |
Dengan beberapa pertimbangan
akhirnya berangkat juga, namun naik kereta ekonomi ke arah Rangkasbitung. Memang
bukan ide yang baik namun patut dicoba. Dan akhirnya memang tidak menemui jalan
yang mulus, ketika sampai di Rangkas, benar-benar bingung mau ke tempat siapa. Teman
yang rumahnya di Rangkas juga masih di Jakarta. Ujung-ujungnya jalan
muter-muter dan akhirnya sampai di hotel bintang 3 hehe padahal kantor Polsek. Tapi
disinilah menemukan seorang teman baru yang memiliki hobi yang sama, Backpacker
kemana-kemana. Katanya sih karena melihat tas gunung ketika lewat polsek dan
akhirnya diajak pula ke rumahnya. Sesampainya di rumah yang dituju aku masih
belum tahu siapa namanya, kuberanikan saja bertanya lagi. Dani, nama yang
singkat padat namun dia adalah pencerminan orang yang baik. Memang benar
dirumahnya adalah tempat penyewaan dan basecamp pecinta alam yang bernama
Savana Adventure. Terpajang foto-foto pendakian yang pernah dilakukan, dan
sedikit menimbulkan rasa iri serta kalimat di benak “kapan aku bisa kesana juga?”
Terminal Pandeglang Foto : Bima Widjanata |
Singkat cerita langsung pagi hari,
para backpacker dari Jakarta yang ingin menuju anyer meneruskan perjalanan. Menuju
ke stasiun saja jalan kaki lagi, yah apa boleh buat kan namanya backpacker hehe.
Setelah sampai di stasiun hal mengejutkan kembali terjadi, TIKET HABIS! Serasa lemas,
ingin kembali ke rumah Dani segan, menunggu kereta sore terlalu lama. Dan akhirnya
memilih alat transportasi bus untuk menuju anyer. Jalan kaki kembali dilakukan
untuk menuju terminal Mandala. Kemudian naik angkot untuk menuju Pandeglang. Sesampainya
di Pandeglang langsung mencari bus ke arah Serang Banten. Dan setelah sampai di
Serang, ternyata sudah ada teman yang menunggu di Terminal, entah kapan
dihubungi oleh kawan-kawan backpacker karena saat perjalanan menuju ke Serang
aku tertidur pulas.
Lama berbincang, namun tak sampai
memakan waktu berjam-jam. Kami memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan
karena memang tujuan masih jauh. Kembali naik bus ke arah Cilegon namun turun
di daerah Damkar. Tak mengerti mengapa disebut Damkar, yang ku tahu daerah ini
dekat dengan daerah Industri. Dari Damkar akhirnya memutuskan untuk charter
angkot langsung menuju anyer, yah karena tidak mau ambil pusing. Dalam perjalanan
masih belum tahu pantai yang bagaimana yang akan kita kunjungi namun yang pasti
memiliki pasir yang putih.
Para Backpacker Di Pantai Pasir Putih Sirih Anyer Foto : Bima Widjanata |
Mungkin karena perhitungan yang
matang, kami tiba di pantai saat sore hari. Cuaca dan suasana sangat mendukung.
Pantai yang kami pilih adalah Pantai Pasir Putih Sirih Anyer, dengan sedikit
karang dan pemandangan yang memukau. Langsung saja tanpa pikir panjang mendirikan
tenda dan masak untuk makan malam. Namun momen yang tidak boleh terlewatkan
saat di pantai yakni menikmati turunnya sang mentari. Jingga putih dan kelabu
awan yang hadir menyapa kami. Ratusan foto yang tercipta dari beberapa ponsel
tanpa memikirkan baterai, padahal semua sudah dalam kondisi baterai berjuang. Ketika
malam tiba, tepatnya tengah malam. Badai juga turut hadir menyapa kami. Inilah
alam, segala kemungkinan bisa saja terjadi. Saat itu kami memegangi tenda agar
tidak terbang karena anginnya kenceng banget. Menurut temanku sih dua kali
datang badai, namun karena memang aku tertidur pulas jadi tak mengerti untuk
yang kedua kalinya.
Menikmati Sunset Foto : Bima Widjanata |
Kembali menyingkat cerita, tidak
mungkin kan aku menceritakan tentang mimpiku hehe. Sang mentari tampaknya
enggan untuk muncul ketika pagi buta. Tapi hawa dingin dan sejuknya angin
memberikan ucapan selamat pagi padaku. Teman-teman yang masih tertidur namun
aku sudah bergegas untuk berkeliling menikmati suasana dan pemandangan yang
disuguhkan. Betapa indahnya ciptaan Sang Tuhan. Tak lama satu per satu teman
terbangun dari tidurnya. Mengajak untuk menikmati dinginnya air laut di pagi
hari, namun diri tak mau beranjak dan mengatakan iya. Akhirnya memilih untuk
menyiapkan sarapan sebelum kembali pulang. Makan sedikit istimewa karena dan
sarden yang menemani kali ini. Tapi sebelum manyantap makanan terakhir dengan
ditemani suasana pantai, kami membereskan tenda terlebih dahulu. Setelah
semuanya beres dan sudah di packing baru kita nikmati sarapan kami.
Menunggu Roda Berjalan Saat Penerapan Sistem Buka Tutup Foto : Bima Widjanata |
Sarapan pun telah habis tak
bersisa, dan kembali melihat barang takut ada yang tertinggal. Setalah semuanya
selesai akhirnya kami bergegas untuk pulang. Tak lupa aku berikan sapaan
terakhir untuk alam yang telah ku datangi kali ini. Jalan kaki kembali, memang
tiada hentinya. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya angkot menuju stasiun Krenceng
pun ada di depan mata. Kira-kira satu jam setengah kami dalam perjalanan menuju
stasiun. Ini karena kami terjebak dalam sistem buka tutup yang mengharuskan
kami berhenti selama setengah jam lebih.
Sesampainya di stasiun Krenceng,
ternyata waktu masih menunjukkan pukul 12.35 WIB dan loket tiket kereta belum
dibuka. 13.20 WIB loket pun dibuka, bersegeralah kami untuk mengantri karena
takut kehabisan tiket lagi dan karena memang banyak calon penumpang yang akan
naik juga. Tiket sudah ditangan dan perasaan lega menghampiri, tinggal menunggu
kereta datang dan pulang. Namun ada sedikit cerita menarik lagi. Kereta ternyata
sudah penuh dan mengharuskan kami berdesakan, yah meskipun sudah duduk tetap
saja kami merasa sesak. AC yang awalnya dingin pun menjadi tak berasa karena
sesaknya penumpang. Mulai dari awal keberangkatan sampai akhir tujuan di
stasiun Duri. Setelah sampai stasiun Duri, kami bergegas turun. Dan kami
beranjak ke pintu keluar. Namun ada sedikit masalah kembali, tiket kereta
ternyata diminta kembali di pintu keluar. Sontak membuat kami panik, karena ada
dua teman yang membuang tiketnya. Dua dari enam orang mendapatkan penalty
membayar, entah berapa nominalnya aku tak tahu pasti.
Baca juga: http://www.alamatbima.com/2016/08/desa-wisata-senduro.html
Baca juga: http://www.alamatbima.com/2016/08/desa-wisata-senduro.html
Itulah sedikit cerita mengenai
para backpacker yang mengelilingi provinsi Banten, meskipun tidak semua yang
dikunjungi. Banyak masalah yang kami hadapi dan banyak cerita yang kami lewati.
Setelah itu semua aku memberikan sedikit tips untuk kalian semua yang ingin
backpacker.
1. Siapkan semua secara matang,
apapun itu.
2. Jangan sampai terlambat bilang
menggunakan alat transportasi masal.
3. Sapa dan murah senyum untuk
semua orang, baik yang sudah kenal maupun belum. Mungkin dengan begitu bisa
menambah teman dan saudara.
4. Jangan buang tiket sebelum
benar-benar sampai ke tujuan akhir. Karena kita tidak akan tahu apa yang akan
terjadi kedepannya, dan dalam tiket itu terdapat asuransi yang diberikan untuk
sang pembeli tiket.
Mungkin itu saja sedikit tipsnya,
semoga berguna. Itu semua berasal dari pengalaman yang saya dan kawan alami
dalam perjalanan kali ini. (Bima Widjanata
Suwaji)
Savana Adventure Sekaligus Homestay Di Rangkasbitung Foto : Bima Widjanata |
On Savana Adventure Foto : Bima Widjanata |
Selfie Sedikit Foto : Bima Widjanata |
Awas nanti ilang main jauh2 wkwkwk
BalasHapusTenang ada GPS hahaa
Hapusasyik ketemu tmn baru
BalasHapusHehe iya Alhamdulillah
Hapuswah asyiknya bisa bersama teman jalan2
BalasHapusAsyik kak
HapusAsal jangan jaim, saling bantu
Pasti seru hehe
Wah seru pengen jadi solo traveller dan ke banten.
BalasHapusWeeh semangat yak untuk menjadi solo traveller
HapusNanti kalau misalkan butuh kawan ajak saya juga untuk Travelling ya hehe
Wah Menarik Sekali, rencananya si mau Ke anyer juga Juli ini, Kira kira itu naik apa aja ya? Boleh tuh dishare itinerary-nya
BalasHapuskunjungi dederiyaldi.blogspot.com juga ya