Membangun sebuah perusahaan bukanlah perkara yang mudah.
Tidak asal membangun, memberi nama serta langsung jalan. Dalam mendirikan
sebuah perushaan banyak sekali step-step atau langkah-langkah yang harus
dilaksanakan. Pelaksanaannya pun tidak main-main dan setengah-setengah.
Melakukan bisnis atau mendirikan sebuah perusahaan bergantung oleh skala yang
ingin didirikan. Apabila skala yang kita pakai kecil pastilah langkah-langkah
yang diambil berbeda dengan skala besar.
Dalam mendirikan bisnis pastinya kita membutuhkan yang
namanya dana. Dana yang dipakai biasanya milik pribadi, kerjasama dengan orang
lain, dan dana pinjaman kepada bank atau badan keuangan lain. Hal ini juga
memberikan pengaruh besar dalam mendirikan sebuah perusahaan. Pengolaan
keuangan pastilah lebih mudah menggunakan dana diri sendiri dari pada yang
kerjasama dengan orang lain.
"Penglihatan yang dipakai oleh seorang pengusaha harus
jauh ke depan bukan hanya satu atau dua tahun saja" begitulah ujar Hari S Sungkari. Dengan demikian pengusaha
dapat berfikir jauh dan lebih keras agar perusahaannya dapat maju dan stabil di
masa depan. Ciri pengusaha yang mudah mengeluh pastinya menghambat sebuah
perusahaan untuk maju dan berkembang. Pengusaha harus mempunyai mental baja
agar dalam menghadapi sebuah cobaan tidak mudah untuk terjatuh dan meskipun
pengusaha yang memiliki mental baja terjatuh pasti dia akan cepat pula untuk
bangkit dan merintis kembali. Seorang pengusaha juga harus membangun relasi
yang luas agar produknya dikenal oleh masyarakat banyak, karena sebenarnya
relasi adalah pengokong penting dalam membangun bisnis.
Pada umumnya, masyarakat di Indonesia belum mengerti
betul mengenai star up. Industri kecil menengah di Indonesia seharusnya
diberikan pengetahuan dan wawasan
mengenai star up. Tapi bukan hanya itu, pada umumnya di Indonesia perusahaan
kecil juga belum mengerti dan menerapkan yang namanya manajemen keuangan. Bisa
dibilang finansial manajemen di Indonesia masih rendah untuk semua kalangan.
Pemerintah sendiri bukan untuk mengelola stra up tapi untuk membuat peraturan
mengenai hal itu.

Tidak hanya kesiapan dari apra pebisnis untuk menghadapi MEA, karena karyawan juga harus bisa menyesuaikan diri dan bersaing dengan warga negara asing untuk bekerja di Indonesia :)
BalasHapus