Bromo
sedap dipandang dari sudut manapun. Jika ada penanjakan di Kabupaten
Probolinggo, Lumajang mempunyai bukit 29 atau disebut juga dengan B29. Gua sih
sebagai penulis udah sering banget nih ke tempat yang bernama B29 ini. Siapa
yang menyangkal keindahan yang ditawarkan oleh B29, keindahan alam yang sangat
mempesona, pemandangan bromo dari kejauhan, dan kadang jika memang cuaca sangat
bagus dan pas bisa tuh melihat awan berada lebih rendah dari pada B29, serasa
berada di atas awan. Jadi gak salah kalau B29 sekarang menjadi objek wisata
yang sangat digemari oleh para wisatawan, yah meskipun masih didominasi oleh
wisatawan dalam negeri. Bukit 29 sudah banyak terdengar oleh para penikmat
keindahan alam. Bahkan baru-baru ini B29 udah ditayangin di acara stasiun
televisi swasta nasional. Gimana gak keren coba?
Bukit
29 gak sekeren sekarang sob. Dulu waktu baru pertama kali gua ke tempat ini
bener-bener butuh perjuangan. Dimana jalan yang dilalui rusak parah, gak ada
penerangan sama sekali, apalagi kalau pas hujan, bagai mendaki gunung jadinya.
Bukit 29 dulu hanya murni menawarkan satu tempat lapang yang gak begitu luas
bagian bawah untuk melakukan perkemahan. Dulu sebelum terkenal dan banyak
terdengar pergi ke B29 tinggal berangkat aja. Gak ada tuh yang namanya bayar
tiket masuk atau tiket apalah itu. Memang saat sebelum terkenal B29 ini gak
terurus. Sampah-sampah sangat berserakan di tempat ini, menurut warga yang dulu
sempat gua tanya B29 bersih kalau ada acara keagamaan aja, selepas itu ya
banyak sampah yang berserakan lagi. Nah untuk B29 yang serasa naik gunung
bener-bener gua alamin sama temen-temen. Waktu itu pas malam tahun baru. Dari
awal perjalanan memang sudah hujan, tapi masih aja temen-temen mau ngelanjutin
perjalanan. Bayangin jalan kaki 3 jam di perbukitan, cuaca hujan, dan malam
hari pula, pas banget kan sob. Jalan utama ke bukit 29 menjadi jalan licin yang
bener-bener sangat licin, ya jadi seperti naik gunun benar pokoknya.
Tapi
kontras banget sama keadaan yang sekarang. Dimana sekarang sangat terfasilitasi
untuk menuju Bukit 29. Jalan-jalan sudah diperbaiki, fasilitas tambahan juga
sudah ada. Para warga juga sangat antusias dengan ini semua, mereka berjualan,
menjadi tourgate, jadi ojek pun juga ada. Gua sih ngerasain banget gimana
perkembangan B29, dari yang gak terdengar menjadi terkenal. Untuk para penikmat
keindahan alam, jangan khawatir apabila ingin melakukan camp di B29. Sekarang
sudah ada disediakan tempat camp yang cukup luas. Bahkan sekarang ada tempat
baru di kawasan B29 yang juga lumayan terkenal, yang gua denger sih namanya
B30, persis ada di sebelah B29. Kalau ingin menikamti sunrise, kawasan B29
adalah tempat yang tepat untuk menikmati itu.
Untuk
penikmat hal unik nih, kalian semua bisa datang saat 17 Agustus. Di B29 juga
mengadakan acara pengibaran bendera, yah meskipun gak tepat jam 10,
pengibarannya juga cukup unik. Para pengibar dan petugas upacara yang lain
mengenakan pakaian adat suku tengger. Yah gua sih sebagai penulis juga pernah
mengikuti upacara di B29, meskipun Cuma satu kali tapi sangat berkesan. Gimana
gak berkesan kalau gua yang menjadi pengibar bendera saat pelaksanaan upacara
pengibaran bendera hehe. Setelah pelaksanaan upacara pengibaran bendera
biasanya ada persembahan tarian adat suku tengger oleh para warga Desa
Argosari. Yang ingin ikutan nari sih dibolehin aja ikutan nari gak ada yang
nelarang.
Jadi
untuk para pembaca, ayo kunjungi Bukit 29 ini. Yang sudah mengujungi ayo
kunjungi lagi dan ajak temen-temen lain yang belum pernah. Tapi kita juga harus
menjaga kelestarian alam kita. Supaya anak cucu kita nanti bisa tetep ikut
menikmati keindahan alam. Dan juga, esan untuk para wisatawan yang mengunjungi
Bukit 29, jangan lah membuang sanpah sembarangan. Keindahan alam gak sempurna
sob kalau ada sampah yang bertebaran di alam kita, kan ada tuh tempat sampah
yang disediakan. Kalau pun memang tidak ada, sadar dirilah, simpan dulu
sampahnya dan buang di tempat sampah kalau sudah ketemu sampah. Mari kita jaga
kelestarian alam kita, iya alam kita semua.