Jenjang perguruan tinggi sangatlah berperan
bagi kelangsungan Negeri ini. Perguruan tinggi dan Universitas pun semakin
banyak pula tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tapi pastinya masih juga ada
perbedaan, ada Perguruan Tinggi dan Universitas Kedinasan, Negeri, dan Swasta.
Dengan adanya perbedaan ini pula mahsiswa dapat menentukan masa depannya.
Namun, sebenarnya bukan hanya dari Perguruan Tinggi mana dan seberapa tinggi
IPK yang dipunya oleh mahasiswa, tapi pengalaman lah yang banyak menentukan di
akhir nanti. Ada pula perbedaan yang nampaknya seperti kasta dalam perguruan
tinggi di Indonesia, yang mana perguruan tinggi yang ada di pulau Jawa pastinya
mempunyai kelebihan dan lebih terpandang dari pada perguruan yang ada di luar
pulau Jawa.
Mahasiswa tetaplah mahasiswa.
Pastilah hampir memiliki kebiasaan yang hampir sama. Siapa yang tidak mengenal
wifi. Apalagi dikalangan mahasiswa, hampir seluruh mahsiswa menggunakan ini
baik mahasiswa Perguruan Tinggi Kedinasan, Negeri, maupun Swasta. Jadi jangan
heran apabila terdapat mahasiswa yang berjejer, bebaris, dan bergerombol di
suatu wifi hotspot. Penggunaan wifi dikalangan mahasiswa sangatlah membantu
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Dosen. Tapi sebenarnya bila
ditelaah lebih lanjut, penggunaan wifi bukan hanya untuk keperluan tugas saja.
Mereka rela berlama-lama untuk aktif di media sosial, nonton video di youtube,
lihat-lihat blog orang, dan lain lah banyak yang mereka lakukan.
Pemberian wifi di kampus atau area
sekitar kampus sebenarnya perlu koreksi lagi. Karena ada dari sebagian
mahasiswa yang seperti kecanduan dengan adanya wifi. Mulai dari pagi hingga
malam terkadang masih tetap orang itu saja yang berada di area wifi. Mereka
hampir tidak meninggalkan laptop sejenak saja untuk keperluan lain, yah kecuali
untuk keperluan makan, mandi, bahkan kadang sampai meninggalkan keperluan
ibadah. Ketika masuk dalam kegiatan pembelajaran juga ada dampak positif dan
negatifnya juga. Bolehlah apabila sedang tidak ada dosen melakukan kegiatan
surfing ke dunia maya, syukur-syukur buka materi dan mempelajari materi yang
belum disampaikan. Namun sisi negatifnya sangatlah umum, ketika masuk
pembelajaran dan disitu ada dosen yang sedang mengajar, mahasiswa yang kurang
bisa memanfaatkan adanya wifi dengan tidak benar. Karena mereka
terkadang aktif di sosmed ketika pembelajaran, nonton video ketika
pembelajaran, sampai-sampai terkadang selfie dan langsung upload ke jejaring
sosial. Dengan begini pastilah mereka tidak memperhatikan dosen ang sedang mengajar,
dan juga akan mempengaruhi kesanggupan menangkap materi.
Untuk wifi hotspot yang disediakan
oleh beberapa outlet yang juga pastinya banyak dikota-kota besar sangatlah
ramai dikunjungi. Selain kadang menawarkan makanan ataupun minuman outlet juga
menawarkan wifi secara gratis. Bukan hanya mahasiswa yang memanfaatkan, tapi
juga banyak anak muda yang nongkrong ditempat-tempat seperti ini. Yah banyak
juga yang hanya pesan minuman dan nongkrong ditempat seperti ini secara
berlama-lama. Baik siang ataupun malam pastilah tempat seperti ini banyak
dikunjungi oleh para remaja.
Permasalahan yang dihadapi untuk
para mahasiswa yang selalu mencari wifi cukuplah menarik untuk dibahas.
Sebenarnya banyak lagi yang bisa ditelaah dari kebiasaan mahasiswa yang mencari
wifi gratis. Pemberian hotspot wifi yang berlebih memanglah bisa membantu para
mahasiswa untuk keperluan dikampus. Tapi juga perlu dilihat apakah dengan
begitu mahasiswa menjadi lebih berprestasi dan pengeluaran yang dikeluarkan
tidaklah mengganggu. Selagi mahasiswa dapat menggunakannya dengan baik dan
benar mungkin bisa di adakan penambahan hotspot wifi. Bisa juga mahasiswa
menggunakan wifi yang disediakan oleh outlet ataupun pojok wifi untuk keperluan
lain.