Kalian
semua pasti sudah kenal yang namanya Jakarta. Bagaimana nggak kenal, kan
Jakarta Ibu Kota Indonesia bro. Kota dan daerah yang dikenal sebagai tempat
berputarnya peradaban pengatur sistem Pemerintahan Indonesia, lintas ekonomi
Indoesia, pastinya juga tempat sejuta marga dan model manusia. Jakarta bisa
dibilang New York yang ada di Indonesia, karena berjuta etnik dan manusia ada
di Jakarta untuk mengdu nasib dan menetap untuk waktu singkat maupun lama.
Kehidupan di Jakarta nggak monoton,
makanya Jakarta tak mengenal Mainstream. Mulai dari dari segi kehidupan yang
tidak monoton, karena di Jakarta sangatlah tampak antara kalangan rakyat
miskin, kalangan menengah, dan rakyat yang bener-bener kaya. Orang miskin yang
tinggalnya saja ada di bantaran kali yang belum lama ini telah digusur,
kalangan menengah yang tinggal di rusun perumahan biasa yang padat penduduk, dan
kalangan kaya yang tinggal di perumahan elit macam kemang pratama ataupun
apartemen. Dari segi kendaraan pun tak mau kalah. Beribu macam kendaraan yang
ada di Jakarta, sepeda motor dan mobil berbagai mesin baik Eropa ataupun Asia.
Mobil dan sepeda motor yang berserak itu pula yang bikin macet jalanan yang ada
di Jakarta ini. Tapi anehnya, masih juga setiap hari masyarakat Jakarta beli
kendaraan bermotor. Modifikasi kendaraan juga tak kalah menarik di Jakarta,
mulai dari ceper, klasik, jadul, low raider dan yang lain gua gak tau namanya
berhilir mudik menghiasi jalanan Jakarta.
Namun ada juga yang bener-bener tak
kalah menarik untuk dibahas dalam permasalahan tidak mainstream di Jakarta,
yaitu masalah anak muda atau remaja. Weh bro siapa yang gak tau kalah remaja di
Jakarta itu katanya gaul-gaul. Hem, jangan salah ternyata ada juga segelintir
remaja Jakarta yang cupu, biasa-biasa saja, tak mengenal dunia luar, itu semua
ada di Jakarta ini. Namun remaja Jakarta selalu menghasilkan hal-hal baru, tapi
ini sih khusus untuk remaja gaul. Mereka yang menemukan bahasa-bahasa gaul dan
nggak ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia¸ yah meskipun gua juga sering pakai.
Nemuin kebiasaan baru juga, kayak pinggir jalan dan kuburan dijadiin tempat nongkrong,
sampai-sampai kemistisan kuburan pun hilang karena mereka. Nongkrong di caffe
mahal juga salah satu temuan para remaja gaul, ini kebiasaan remaja gaul yang
banyak duit sedangkan yang dikuburan tuh gak ada duit.
Jadi, memanglah Ibu Kota itu nggak
mainstream. Perputran kehidupan 24 jam non stop, dari senja pagi hingga senja
kembali. Beragam kebiasaan yang mewarnai Ibu Kota. Puluhan bahkan hampir
ratusan gedung pencakar langit yang menghiasi langit Ibu Kota. Pembangunan yang
nggak pernah berhenti, baik insfrastuktur pemerintah maupun masyarkat. So,
welcome to Jakarta.