Malino, Apa Kabar Tempat Indah Tersembunyi? Foto : Dok Pribadi |
Malino, apa kabarmu? Apakah senjamu masih seindah yang kemarin? Atau sudah kau temukan gaya lain dari senjamu? Aku masih teringat semua tentang indahmu. Kau nampak anggun dan tenang. Meskipun terkadang ada perasaan berbeda dan aneh darimu, kau tetap menjadi misteri keindahan yang tak pernah terungkap oleh ku.
Mungkin sudah sebulan yang lalu aku pergi melihatmu, atau juga lebih. Sudah terlupa kapan itu, tapi ada hal yang tak pernah bisa ku lupakan ketika kaki ini berpijak di tanah hangat selain senja indahmu. Seduhan kopi panas yang sebenarnya sama dengan ditempat lain, namun kenapa menjadi berbeda rasa? Itu masih menjadi sebuah misteri bagiku.
Entah apa yang kupikir pada saat aku melihat sosok yang tak pernah kulihat sebelumnya. Begitu berbeda. Keindahan sang Malino pun hampir terkalahkan olehnya. Tak banyak berbicara namun sering memberikan senyuman. Ketika ku lemparkan senyum tanda balas dia hanya tertawa kecil tersipu malu. Tapi sayangnya dia pergi tanpa ada alasan seperti saat dia datang, bahkan sebelum kutanyakan siapakah namanya. Memang lah Malino bukanlah tempat yang biasa. Begitu spesial untuk dipijakkan kaki bersimpuh tanah.
Kabut Indah Malino Foto : Dok Pribadi |
Ketika langit mulai memudar. Saat senja datang sebentar dan pergi. Roda mulai memutar balik untuk kembali. Memang kurang, tapi bisa juga dirasa cukup. Kata-kata sebenarnya tak pantas untuk menceritakan kisah mu. Rumitnya diksi juga tak bisa mengalahkan misteri yang kau ciptakan. Dinginnya udara tak seberapa dingin bila dibandingkan senyum hawamu. Dan hangatnya api unggun juga tak seberapa dibanding sapaan kecilmu.
Malino. Apakah kau masih bersedia menyambutku kembali? Meski ku jauh dari tempat seberang. Ingin kulihat manis dan dinginnya senyummu lagi. Dan ingin ku bertemu sosok yang belum ku kenal itu. Entah kapan itu, aku masih ingin kembali. Dengan nuansa yang berbeda, juga dengan cerita yang berbeda pula.
Malino. Apakah kau masih akan tampil sederhana? Meskipun sudah terus melangkah zaman kemajuan ini. Tetapkan kau mempertahankan kelembutan embun kasat matamu. Sampai kaki ini menginjakkan kembali di tanah subur nan hangat itu.
Malino. Apakah salah caraku untuk menikmatimu. Bila memang maka tepuklah dagu terbelah dengan keras. Meskipun sedikit terasa tak nyaman dan tak biasa. Pasti kan ku terima. Malino, tersembunyi dalam kabut, terlihat terang di ufuk kilauan mentari senja. Malino oh Malino.
View On Malino Foto : Dok Pribadi |
Suka banget aku ke Malino, dingiiin. Udah dua apa tiga kali gitu ke sana. Pas masih tinggal di Makasaar.
BalasHapusHehe tapi tak sedingin tempat tinggal ku kok
HapusSekarang tinggal dimana kak?
Suka banget kak sama ceritanyaππ
BalasHapusTerima kasih banyak π
HapusTernyata bukan malino aja yg tersembunyi keindahannya. Ternyata keindahan wajah wanita di gambar juga tersembunyi...*he..
BalasHapusHaha yang itu jangan dibahas kak ππ
HapusSalah satu yang tersembunyi itu